Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

MATERI AJAR DRAMA UNTUK KELAS XI SMA/SMK

 

Gambar oleh OpenClipart-Vectors dari Pixabay 

3.35 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton. (penggabungan KD 3.34)

IPK :

Memerinci bagian-bagian isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton.


Drama adalah salah satu materi yang pasti dijumpai para peserta didik dijenjang SMA/SMK khususnya kelas XI. Untuk itulah kami mencoba menyajikan materi tersebut dalam situs ini agar para peserta didik memiliki banyak sumber belajar yang mendukung proses belajarnya di sekolah. 

Para peserta didik yang luar biasa, anda tentulah pernah membaca teks dialog drama bukan? atau mungkin pernah menyaksikan serial drama korea yang sangat populer dikalangan para remaja. Nah itu adalah salah satu bagian dari Karya Sastra loh. Untuk itu mari kita bahas satu per satu materi drama 


  • Pengertian

Drama adalah salah satu bentuk karya sastra yang mendeskripsikan atau mengilustrasikan kehidupan lewat penyampaian alur konflik yang terdapat pada dialog. 
Menurut KBBI, Drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan menggambarkan kehidupan dan watak melalui aksi peran atau dialog yang diperankan

  • Jenis-jenis Drama
  1. Tragedi, adalah sebuah drama yang diisi dengan kisah-kisah sedih, suasana yang ada dalam tragedi dominan tentang kesedihan
  2. Komedi, adalah sebuah drama yang alur ceritanya penuh dengan hal-hal lucu yang dapat memancing para penonton tertawa
  3. Tragekomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi, sehingga dalam seri drama seperti ini akan membuat penonton terjadi konflik batin sendiri untuk menemukan ketermaknaan drama tersebut.
  4. Opera adalah suatu seni pertunjukan drama yang dimana dialognya sering diiringi nyanyian dan musik. Di indonesia Opera Van Java sangat familiar pertunjukan seperti ini
  5. Melodrama adalah adalah pertunjukkan drama yang dialognya diikuti iringan musik/melodi
  6. Farce, Drama ini sering disebut drama dagelan walupun tidak seluruhnya aksi perannya dagelan.
  7. Tablo, adalah drama yang mengutamakan gerak , para pemain drama disini tidak mengucapkan dialog namun hanya gerakan-grakan
  8. Sendratari, Drama yang menyajikan seni tari dan pertunjukan drama (ada dialog)

Namun, jika dilihat dari sarana pementasannya , pembagian jenis drama menjadi seperti berikut:
  1. Drama Panggung, Permainan peran yang dilakukan oleh para aktor dipanggung yang sudah disediakan oleh pihak tertentu. Dalam berbagai tanyangan di Indonesia, beberapa kali drama panggung ini disajikan. Seperti Drama panggung Anak Jalanan yang ditayangkan di RCTI tahun 2016 lalu
  2. Drama Radio, Drama radio tentu tidak bisa dilihat secara langsung, tetapi hanya bisa didengarkan, penilaian menitik beratkan pada bagaimana kesan para aktor saat menyampaikan dialognya
  3. Drama Televisi, Drama seperti adalah serial drama yang langsung ditayangkan di stasiun televisi
  4. Drama Film, Drama yang biasanya dipertunjukan di sebuah layar lebar atau bioskop
  5. Drama Wayang, drama yang diselingi pagelaran wayang
  6. Drama Boneka, Drama yang dideskripsikan melalui gerak boneka, dan dimainkan oleh beberapa orang

Ciri-ciri Drama

- Prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan dipentaskan
- Bentuknya bisa seperti prosa atau puisi
- Dialog disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan
- Pemikiran dan gagasan pengarang diaktualisasi dengan watak-watak dari penokohan
- Konflik digerakkan oleh penokohan dalam plot,  ini adalah elemen penting dalam skrip drama
- Jika skrip tidak didasari berbagai konflik, maka tentu drama yang dihasilkan tidaklah baik, sehingga dibutuhkan skrip yang berisi konflik-konflik yang dapat membuat drama itu menarik
- Penggunaan bahasa hendaknya mencerminkan sosial budaya masyarakat yang ditampilkan serta yang didialogkan.


Struktur Drama

  1. Tema, gagasan sentral yang berisi dasar ide suatu drama
  2. Alur, Jalannya cerita didalam suatu pementasan drama berupa pengenalan-permasalahan-muncul konflik-konflik klimaks-anti klimaks
  3. Penokohan dan perawatakan adalah peran penting yang ditampilkan oleh tokoh, apakah tokoh akan berperan jahat, baik, atau menjadi penengah antara tokoh baik dengan tokoh yang jahat. Penokohan ini akan terlihat langsung melalui tindakan sikap, ucapan, serta tingkah lakunya.drama juga mengungkapkan penokohan atau perwatakan yang dimiliki seorang tokoh secara eksplisit dan implisit. Eksplisit artinya pendapat atau komentar tokoh lain dalam cerita, dan implisit dari tingkah polah tokoh itu sendiri
  4. Dialog, dialog disebut juga percakapan merupakan suatu unsur utama yang membedakan drama dengan cerita lain. Dialog dalam drama merupakan dialog yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sesuai hakikat drama yang merupkan tiruan kehidupan masyarakat. Dialog merupakan hal yang sangat vital bagi sukses tidaknya sebuah drama yang dipentaskan, apabila pemeran tokoh dapat menyampaikan dialog dengan penuh penghayatan niscaya keindahan dan tujuan pementasan dapat tercapai
  5. Setting, setting juga termasuk latar cerita, biasanya setting meliputi waktu, tempat dan ruang (suasana)
  6. Amanat, sesuatu yang disampaikan oleh pengarang kepada para penonton


UNSUR UNSUR PEMENTASAN DRAMA

        Dalam pentas drama sekurang-kurangnya ada 6 unsur yang perlu dikenal, yaitu (1) naskah drama, (2) sutradara, (3) pemeran, (4) panggung, (5) perlengkapan panggung : cahaya, rias, bunyi, pakaian, dan (6) penonton.


  • Naskah drama. Adalah bahan pokok pementasan. Secara garis besar naskah drama dapat berbentuk tragedi (tentang kesedihan dan kemalangan), dan komedi (tentang lelucon dan tingka laku konyol), serta disajikan secara realis (mendekati kenyataan yang sebenarnya dalam pementasan, baik dalam bahasa, pakaian, dan tata panggungnya, serta secara simbolik (dalam pementasannnya tidak perlu mirip apa yang sebenarnya terjadi dalam realita, biasanya dibuat puitis, dibumdui musik-koor-tarian, dan panggung kosong tanpa hiasan yang melukiskan suatu realitas, misalnya drama karya Putu Wijaya. Naskah yang telah dipilih harus dicerna atau diolah, bahkan mungkin diubah, ditambah atau dikurangi disinkronkan dengan tujuan pementasan tafsiran sutradara, situasi pentas, kerabat kerja, peralatan, dan penonton yang dibayangkannya.


  • Sutradara.Setelah naskah, faktor sutradara memegang peranan yang penting. Sutradara inilah yang bertugas mengkoordinasikan lalu lintas pementasan agar pementasannya berhasil. Ia bertugas membuat/mencari naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja, penyandang dana (produsen), dan dapat mensikapi calon penonton.
  • Pameran. Pemeran inilah yang harus menafsirkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Memang sutradaralah yang menentukannya, tetapi tanpa kepiawaian dalam mewujudkan pemeranannya, konsep peran yang telah digariskan sutradara berdasarkan naskah, hasilnya akan sia-sia belaka.
  •     Panggung Secara garis besar variasi panggung dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya, sehingga semua penonton dapat mengamati pementasan secara keseluruhan dari luar panggung. Kedua, panggung berbentuk arena, sehingga memungkinkan pemain berada di sekitar penonton.

  1. Cahaya (lighting) diperlukan untuk memperjelas penglihatan penonton terhadap mimim pemeran, sehingga tercapai atau dapa mendukung penciptaan suasana sedih, murung, atau gembira, dan juga dapat mendukung keratistikan set yang dibangun di panggung.
  2. Bunyi (sound effect). Bunyi ini memegang peran penting. Bunyi dapat diusahakan secara langsung (orkestra, band, gamelan, dsb), tetapi juga dapat lewat perekaman yang jauh hari sudah disiapkan oleh awak pentas yang bertanggung jawab mengurusnya.
  3. Sering disebut kostm (costume), adalah pakaian yang dikenakan para pemain untuk membantu pemeran dalam menampilkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Dengan melihat kostum yang dikenakannya para penonton secara langsung dapat menerka profesi tokoh yang ditampilkan di panggung (dokter, perawat, tentara, petani, dsb), kedudukannya (rakyat jelata, punggawa, atau raja), dan sifat sang tokoh trendi, ceroboh, atau cermat).
  4. Berkat rias yang baik, seorang gadis berumur 18 tahun dapat berubah wajah seakan-akan menjadi seorang nenek-nenek. Dapat juga wajah tampan dapat dipermak menjadi tokoh yang tampak kejam dan jelek. Semua itu diusahakan untuk lebih membantu para pemeran untuk membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan naskah dan tafsiran sutradara.
  5. Penonton. Dalam setiap pementasan faktor penonton perlu dipikirkan juga. Jika drama yang dipentaskan untuk para siswa sekolah sendiri, faktor mpenonton tidak begitu merisaukan. Apabila terjadi kekeliruan, mereka akan memaafkan, memaklumi, dan jika pun mengkritik nadanya akan lebih bersahabat.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama

A. Unsur Intrinsik
  • JUDUL,  Judul adalah bagian utama dari drama, karena dengan judul maka drama itu akan dikenal oleh masyarakat. Judul adalah nama dari drama. Dalam karya seni, judul memiliki peranan yang sangat penting yang dapat menunjukkan isi cerita seperti apa nantinya. Selanjutnya, dengan melihat judul, maka penonton akan mengetahui beberapa hal atau jalan cerita dari suatu drama. Dalam Judul akan menunjukkan siapa tokoh utama dalam drama tersebut, alur cerita, dan sebagainya. Contoh suatu drama berjudul “Dokter Tampan Kembali kemasa sekolah”, dari judul drama tersebut kita dapat mengetahui tokoh utama dalam tersebut ialah “si Dokter Tampan”.Setidaknya, dari judul mampu  membuat penasaran para penonton. Oleh karena itu, judul merupakan unsur kunci dalam suatu drama atau seni lainnya (buku, novel, dan lain-lain).
  • TEMA, Tema merupakan ide keseluruhan cerita yang dibuat. Tema adalah ide pokok yang menjadi dasar atau pokok utama dari drama. Selain itu, tema juga disebut sebagai “akar” drama. Ketika ingin membuat pertunjukan drama, maka yang pertama di tentukan adalah temanya. apakah tentang percintaan, tema kerajaan, tema tentang peperangan dll.
  • Plot atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun sedemikian rupa berdasarkan tahapan-tahaapan peristiwa sehingga membentuk suatu rangkaian cerita. 
        Tahapan-tahapan dalam alur meliputi
  1. tahapan Pengenalan, pada tahapan awal ini mulai dikenalkan tokoh- tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain   sebaginya.
  2. pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak untuk melihat konflik awal. Pada tahap ini, konflik yang merupakan bumbu agar   suatu drama lebih menarik akan terjadi. Konflik-konflik ini tentunya melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton   akan mengenal alur dari cerita yang dibuat.
  3. komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik, mulai banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik pendukung akan   terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur ceritaa
  4. Klimaks, merupakan tahap puncak dari konflik yang sudah ada. Ditahapan ini dimunculkan ketegangan yang terjadi mulai dari awal   cerita hingga pada masalah yang paling serius.
  5. Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada   awal- awal cerita akan terungkap pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap tokoh akan muncul di tahapan ini.
  6. Penutup, tahap ini bagian  dari akhir cerita atau the ending of the story, dalam tahap ini semua konfiks telah terpecahkan dan   merupakan akhir dari cerita

        Jenis-jenis alur dalam suatu cerita yaitu:
  • Alur maju (prograsif), set cerita berjalan maju, mulai dari masa kini ke masa yang akan datang.
  • Alur mundur (regreasif), kebalikan dari alur progresif. Cerita berjalan mundur, yang mana masa    kini adalah sebuah hasil dari   konflik-konflik yang terjadi pada masa lalu.
  • Alur campuran, alur cerita yang mencampurkan masa kini dengan masa lalu dan juga dengan        masa depan. Di sebut juga alur bolak- balik.   Cerita dengan alur ini mengungkakpakn konflik      yang belum selesai dari masa lalu, masa sekarang, dan penyelesaian di masa depan. Saling  terkait satu sama lain.
  • Tokoh cerita/ perwatakan, Tokoh cerita adalah individu yang memainkan peran, terlibat dalam cerita atau konflik pada sebuah drama. 
            Macam-macam tokoh dalam sebuah cerita:
  1.  Berdasarkan peran: tokoh utama (central) merupakan tokoh yang dikuatkan atau tokoh utama     dalam sebuah cerita atau drama, tokoh inilah yang paling sering muncul atau memainkan peran     dalam seri drama. Sedangkan tokoh tambahan (figuran) merupakan tokoh yang membantu atau      mendukung cerita. Tokoh tambahan ini dapat membuat drama semakin menarik dan                     mendukung ide. Dalam cerita, dapat memiliki beberapa tokoh utama, yang dapat dikenali dengan sering munculnya dalam cerita. Sedangkan tokoh figuran hanya muncul beberapa scene, kehadirannya hanya untuk menunjang cerita dari tokoh utama.
  2. Berdasarkan watak, tokoh antagonis adalah tokoh yang digambarkan sebagai sosok yang  penuh keliciikan, jahat dan penyebab munculnya suatu konflik. Sedangkan tokoh protagonis biasanya adalah tokoh yang baik, juga merupakan tokoh yang mengalami konflik bersama toko antagonis.
  3. Berdasarkan perkembangan, tokoh statis yaitu tokoh yang relative tetp tidak megalami perubahan dari mulai cerita sampai akhir. Sedangkan tokoh yang berkembang ialah tokoh  yang mengalami perubahan seiring dengan konflik- konflik yang terjadi pada alur cerita
  • Dialog
        Dialog merupakan serangkaian percakapan dalam cerita. Teknik dialog amat penting bagi sebuah            cerita. Masing-masing tokoh sangat dikuatkan dengan dialog yang diucapkan serta gaya atau                mimik wajah. Namun dialog bukanlah patokan bagi para pemeran dalam pertunjukan drama.                Biasanya para tokoh akan mengembangkan sendiri isi dialognya secara langsung dan situasional

  • Konflik
    Konflik merupakan masalah, pertikaian, pertentangan yang terjadi pada suatu drama. Konflik ini           dialami oleh tokoh utama dengan dibantu oleh tokoh-tokoh penunjang. Setiap drama atau cerita             memiliki konflik yang berbeda- beda. Konflik sebuah drama akan menambah ketertarikan para               penonton. Bahkan sebaiknya mampu mengajak penonton seolah-olah larut dalam pertikaian yang           terjadi antar tokoh. Konflik antar tokoh menyimpan teka-teki yang membuat penonton semakin               penasaran dengan kelanjutan cerita dan bagaimana endingnya.

  • Latar atau setting
    Merupakan tempat terjadinya setiap peristiwa yang berlangsung dalam alur cerita. Bukan hanya itu,       latar mencakup mulai peralatan, waktu, pakaian, budaya, dan yang berhubungan dengan kehidupan       para tokoh dalam cerita
  • Amanat
    Dalam amanat tentu berisi pesan-pesan moral kepada penonton. Amanat ini disampaikan secara            inplisit artinya tidak tertulis dalam naskah namun dapat diambil hikmah dari alur, konflik cerita. Ini        merupakan bagian amat penting dan tidak boleh dilupakan dalam sebuah drama.
  • Bahasa
    Bahasa yang digunakan dalam sebuah drama memiliki kekhasan yang mengacu pada budaya,                kehidupan sehari-hari, sosial budaya, serta pendidikan. Bahasa digunakan untuk menghidupkan            cerita, agar cerita senantiasa komunikatif. Sebaiknya bahasa yang digunakan dalam sebuah drama         bergantung pada konteks budaya yang sudah dijelaskan di atas.

B. Unsur Ekstrinsik

Merupakan unsur yang datang dari luar namun tentu mempengaruhi sebuah alur cerita yang disajikan. Sehingga, unsur-unsur ekstrinsik tidak terlibat pada jalannya certa, namun keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi perkembangan sebuah cerita. Oleh karena itu, dapat dijumpai kasus sebuah drama yang terbengkalai dikarenakan oleh faktor ini. 
Yang termasuk unsur ekstrinsik sebuah drama yaitu:

- Faktor ekonomi,
- Faktor politik
- Faktor sosial- budaya
- Faktor pendidikan
- Faktor kesehatan
- Kebijakan pemerintah

Post a Comment for "MATERI AJAR DRAMA UNTUK KELAS XI SMA/SMK"