Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jurnal Renungan harian (Alkitab) ke-2

Spritualitas Kepercayaan Kepada Yesus



 Saya harus mulai dari kasih Yesus itu tak terbatas, oleh karena itu sebagai orang yang ingin mengikuti Yesus tentu banyak tantangan dan cobaannya. Sehingga ketika tantangan dan cobaan itu datang dari pihak eksternal. Maka tetaplah dasari diri kita dengan kasih Yesus yang tadi. 

Sudah tidak perlu diragukan lagi, bahwa ketika kita ingin mengikuti Yesus, akan banyak cobaan yang akan kita lalui, apakah itu dari pihak eksternal yang meliputi orang yang tidak percaya Yesus, atau orang yang tidak senang kepada orang yang mengikuti Yesus, atau bahkan orang yang percaya Yesus akan tetapi ragu untuk mengatakannya, mengakuinya, lalu mencoba mencela kita dengan kekurangan-kelemahan kita yang terlihat vulgar dimatanya. 

Mari kita mulai dari kesepakatan kita bersama, bahwa setiap manusia di muka bumi tentu memiliki keterbatasan toh, tidak menutup kemungkinan bahwa kita tentu bisa saja melakukan kesalahan ataupun dosa. Lalu apakah kita diam menerima dan berlarut saja?

Saya ingin kasih ilustrasi

Lebih baik seorang pencuri tetapi rajin berdoa, dibanding seorang pencuri tetapi tidak pernah berdoa?

orang yang tidak punya logika akan menjawab ini sama saja. 

kenapa sama?

karena pusat  pikirannya ada pada perilaku 'mencuri' itu. Kelanjutan cerita tentang dia yang rajin berdoa dihilangkan dari pikirannya. 

Lalu apa yang menjadi buah pelajaran dari ilustasi ini, tentu saja penilaian kita kepada orang yang mencuri tetapi rajin berdoa ini jauh lebih bagus dibanding orang yang mencuri dan tidak pernah berdoa sama sekali.

Nah, disinilah letak persoalan dari topik ini.

Katakanlah orang yang mencuri itu adalah orang yang percaya Yesus yang dimana kemudian dia sering berdoa, maka yang terjadi adalah dia akan mendapat respons yang tidak baik toh, mungkin saja dia dikatain munafik, sok suci dll. Percaya Tuhan tapi kok mencuri.

Nah, apa yang ingin saya sampaikan lewat ilustrasi yang ekstrim ini, 

bahwa seorang pendosa apabila ia menyadari bahwa ia juga harus berdoa sebaiknya kita lihat dan kita apresiasi dari perspektif dia mau berdoa, artinya peluang dia untuk bertobat dan berhenti untuk mencuri lebih besar dibanding orang yang tidak mau berdoa sama sekali.

Lalu bahasa-bahasa yang muncul juga bisa aja seperti ini "Si A itu keliatannya aja sering ibadah, sering ke gereja, tetapi perilaku sombongnya tidak mencerminkan kalau dia orang yang baik, orang yang suka beribadah.

Contoh di atas adalah hal yang ekstrim nan konyol. Tetapi banyak juga terjadi dimana ketika kita percaya kepada Yesus, maka ejekan, celaan itu nampaknya bisa juga kita lihat dari berbagai media yang ada didekat kehidupan kita


Contoh-contoh di atas cobalah kita lihat pada perspektif positif.
Setidaknya orang yang mencuri ingat akan Tuhan, Orang sombong ingat akan kewajibannya untuk beribadah.

Lalu bagaimana dengan orang yang mengalami celaan atau aniaya hanya karena percaya kepada Yesus?
Matius 5:11 "Berbahagialah kamu, jika karena AKu kamu dicela dan dianiaya dan kepada kamu difitnahkan segala kejahatan".

Ternyata Yesus sudah mengingatkan kita lebih awal sebelum kita memutuskan untuk mengikuti Dia, bagaimana kita merespons sesuatu yang terjadi kepada kita apabila kita mengikuti Dia.


Oleh karenanya , dengan ayat di atas juga kita diingatkan untuk tidak mencela orang ketika orang tersebut sedang menjalankan sesuatu yang berhubungan dengan kehendakNya (berdoa/beribada padaNya)



Post a Comment for "Jurnal Renungan harian (Alkitab) ke-2"